26 March 2013

Sejarah dan Peninggalan Pusaka Kesultanan Sambas

Mesjid Jami' Sambas
Pusat pemerintahan Kesultanan Sambas terletak di sebuah kota kecil yang sekarang dikenal dengan nama Sambas. Untuk mencapai kota ini dapat ditempuh dengan kendaraan darat dari kota Pontianak ke arah baratlaut sejauh 175 km, melalui kota Mempawah, Singkawang, Pemangkat, dan Sambas.

Lokasi bekas pusat pemerintahan terletak di tepi kota Sambas. Di daerah pertemuan sungai Sambas, Sambas Kecil, dan Teberau, pada sebuah tempat yang oleh penduduk di sebut Muare Ullakan (Desa Dalam Kaum) berdiri keraton Kesultanan Sambas. Pusat pemerintahan Kesultanan Sambas terletak di daerah pertemuan sungai pada bidang tanah yang berukuran sekitar 16.781 meter persegi.

Sungai Sambas sejak awal sejarah sudah lama dihuni manusia. Mereka bertempat tinggal di tepian sungai pada rumah-rumah rakit atau rumah kolong yang didirikan di atas tiang. Membujur arah barat-timur. Pada bidang tanah ini terdapat beberapa buah bangunan, yaitu dermaga tempat perahu/kapal sultan bersandar, dua buah gerbang, dua buah paseban, kantor tempat sultan bekerja, bangunan inti keraton (balairung), dapur, dan masjid sultan. Bangunan keraton menghadap ke arah barat ke arah sungai Sambas, Ke arah utara dari dermaga terdapat Sungau Sambas Kecil, dan ke arah selatan terdapat Sungai Teberau. Di sekeliling tanah keraton merupakan daerah rawa-rawa dan mengelompok di beberapa tempat terdapat makam keluarga sultan.

Keraton Sambas Pada Masa Sultan Bima
Bangunan keraton yang lama dibangun oleh Sultan Bima pada tahun 1632 (sekarang telah dihancurkan), sedangkan keraton yang masih berdiri sekarang dibangun pada tahun 1933. Sebagai sebuah keraton di tepian sungai, di mana sarana transportasinya perahu/kapal, tentunya di tepian sungai dibangun dermaga tempat perahu/kapal sultan bersandar. Dermaga yang terletak di depan keraton dikenal dengan nama jembatan Seteher. Jembatan ini menjorok ke tengah sungai. Dari dermaga ini ada jalan yang menuju keraton dan melewati gerbang masuk.



Gerbang Masuk Segi Delapan
Di daerah pertemuan sungai Sambas dan Sambas Kecil terdapat sebuah keraton yang seluruh dindingnya dibuat dari kayu. Gerbang masuk yang menuju halaman keraton dibuat bertingkat dua dengan denahnya berbentuk segi delapan dan luasnya 76 meter persegi. Bagian bawah digunakan untuk tempat penjaga dan tempat beristirahat bagi rakyat yang hendak menghadap sultan, dan bagian atas digunakan untuk tempat mengatur penjagaan. Selain itu, bagian atas pada saat-saat tertentu digunakan sebagai tempat untuk menabuh gamelan agar rakyat seluruh kota dapat mendengar kalau ada keramaian di keraton.

Tiang Bendera Istana sambas
Setelah melalui pintu gerbang yang bersegi delapan, di tengah halaman keraton dapat dilihat tiang bendera yang disangga oleh empat batang tiang. Tiang bendera ini melambangkan sultan, dan tiang penyangganya melambangkan empat pembantu sultan yang disebut wazir. Di bagian bawah tiang bendera terdapat dua pucuk meriam, dan salah satu di antaranya bernama Si Gantar Alam.

Gerbang Kedua Istana Sambas
Sebelum memasuki keraton, dari halaman yang ada tiang benderanya, kita harus melalui lagi sebuah gerbang. Gerbang masuk ini juga terdiri dari dua lantai, tetapi bentuk denahnya empat persegi panjang. Lantai bawah tempat para penjaga yang bertugas selama 24 jam, sedangkan lantai atas dipakai untuk keluarga sultan beristirahat sambil menyaksikan aktivitas kehidupan rakyatnya sehari-hari.

Setelah melalui gerbang kedua dan pagar halaman inti, sampailah pada bangunan keraton. Pada bagian atas ambang pintu keraton terdapat tulisan "ALWATZIKHOEBILLAH" yang berarti "Berpegang teguh dengan nama Allah". Di bagian atasnya tulisan ini terdapat ukiran yang menggambarkan dua ekor burung laut yang bermakna "Kekuatan Kerajaan Sambas pada angkatan laut", dan angka sembilan yang berarti bangunan keraton ini dibangun oleh sultan yang kesembilan.

Istana Alwatzikhoebillah
Masjid Agung Sambas yang dibangun oleh Sultan Abubakar Tajuddin (1848-1853). Letaknya di sebelah barat daya keratin. Di dalam kompleks keraton terdapat tiga buah bangunan. Di sebelah kiri bangunan utama terdapat bangunan yang berukuran 5 x 26 meter. Pada masa lampau bangunan ini berfungsi sebagai dapur dan tempat para juru masak keraton. Di sebelah kanan bangunan utama terdapat bangunan lain yang ukurannya sama seperti bangunan dapur. Bangunan ini berfungsi sebagai tempat Sultan dan pembantunya bekerja. Dari bangunan tempat Sultan bekerja dan bangunan utama keraton dihubungkan dengan koridor beratap dengan ukuran panjang 5,90 meter dan lebar 1,50 meter.

Di bagian dalam bangunan tempat Sultan dan pembantunya bekerja,tersimpan beberapa benda pusaka kesultanan, di antaranya singgasanakesultanan, pedang pelantikan Sultan, gong, tombak, payung kuning yang merupakan lambang kesultanan, dan meriam lele. Meriam lele yang jumlahnya tujuh buah hingga sekarang masih dianggap barang keramat dan sering diziarahi penduduk.

Istana Sambas
Bangunan utama keraton berukuran 11,50 x 22,60 meter. Terdiri atas tujuh ruangan, yaitu balairung terletak di bagian depan, kamar tidur sultan, kamar tidur istri sultan, kamar tidur anak-anak sultan, ruang keluarga, ruang makan,dan ruang khusus menjahit. Di bagian atas ambang pintu yang menghubungkan balairung dan ruang keluarga, terdapat lambang Kesultanan Sambas dengan tulisan "Sultan van Sambas" dan angkatahun 15 Juli 1933.Angka tahun ini merupakan tanggal peresmian bangunan keraton. Di bagian dalam bangunan ini, pada kamar tidur Sultan tersimpan barang-barang khazanah Kesultanan Sambas, di antaranya tempat peraduan sultan, pakaian kebesaran, payung kesultanan, pedang, getar, puan, dan meja tulis Sultan. Pada bagian dinding terpampang gambar-gambar keluarga Sultan yang pernah memerintah Sambas.

Peninggalan Kerajaan Sambas
Kalau anda mengunjungi Sambas jangan lupa untuk menyempatkan diri berkunjung ke Keraton Alwatzikhoebillah Sambas, yang dibangun pada masa pemerintahan Raden Sulaiman yang bergelar Sultan Muhammad Syafi’uddin I. keraton ini memang sudah beberapa kali dibongkar, dan Istana yang ada sekarang sudah berumur sekitar 200 tahun dan beberapa kali mengalami perehaban. Istana yang kokoh berdiri dipertemuan Tiga Sungai, yakni Sungai Sambas Kecil, Sungai Subah dan Sungai Teberau, memang mempunyai sejuta kisah, yang kadang tak dapat dicerna dengan akal. 

Raden Dewi Kencana, Ratu Keraton Sambas, mengungkapkan, Keraton Sambas masih banyak memiliki benda Pusaka, diantaranya Tempat tidur Raja, Kaca hias, Seperangkat alat untuk makan Sirih, Pakaian kebesaran Sultan, Payung Ubur-Ubur, Tombak Canggah, Meriam Beranak, Pedang Sultan, Tempayan keramik dari Cina dan kaca Kristal dari Inggris dan Belanda. Benda yang masih dikeramatkan hingga sekarang yakni meriam beranak.

Media Penyimpanan Meriam Beranak
Setiap ada sesutu yang akan terjadi meriam itu bisa saja raib/menghilang entah kemana,tapi bisa kembali dengan sendirinya.Meriam itu jumlahnya tujuh buah dan diberi nama :
1. Raden Mas
2. Raden Putri
3. Raden Sambir
4. Raden Pajang
5. Ratu Kilat
6. Pangeran Pajajaran
7. Panglima Guntur.

Menurut Gusti Sofyan Kailani (60 th) Penjaga Kamar Pusaka, saat ini Meriam Ratu Kilat sedang tidak ada ditempat dan telah lama pergi dari istana.itu biasanya akan menandakan kejadian alam luar biasa didunia. Namun menurutnya Meriam tersebut bisa saja tiba tiba ada ditempat(kembali dengan sendirinya). Karena menurut beliau, meriam itu bukan Raib, atau dicuri orang, melainkan pergi meninggalkan keraton untuk mengatasi sesuatu hal atau peristiwa. Tapi bila sudah sampai waktunya ia akan kembali dengan sendirinya.

Keraton yang berada di Muara Ulakan ini (Sambas) juga menawarkan keindahan alam yang luar biasa. Dimana Bangunan Keraton yang menghadap sungai tersebut, mencirikan bahwa jalur transportasi zaman dahulu melalui sungai dan adanya Lambang Kuda Laut bersayap diatas atap keraton menandakan bidang yang menyokong perekonomian keraton saat itu adalah Bahari.

Memasuki kawasan Keraton, pengunjung akan ditemukan dengan bangunan segi delapan. dulunya itu merupakan Pendopo. Tempat ini digunakan Sultan untuk beristirahat dari perjalanan jauh dan bermusyawarah. Atap bangunan yang berbentuk Segi Delapan itu memiliki makna delapan arah mata angin. Dibangunan ini ada delapan jendelanya menandakan arah angin. tapi terkadang jendela-jendela tersebut memberikan tanda. Bila tujuh jendela tertutup, dan satu jendela akan terbuka dengan sendirinya, bermakna ada sesuatu yang perlu dikhawatirkan, begitu seterusnya, yang mana tanda tanda tersebut terasa mustahil bagi sebagian orang. Disisi kanan halaman istana terdapat sebuah mesjid yang juga bersamaan dibangun dengan keraton, mesjid ini diberi nama Mesjid Jami’ (artinya Mesjid Agung).

Beduk di Keraton Sambas
Didepan samping pagar istana terdapat bangunan tempat meletakan Beduk, lingkaran beduk tersebut terbuat dari emas, tulang belulang monyet yang berwujud puteri. Sementara ditengah lapangan depan Keraton, berdiri tegak Tiang Bendera yang berbentuk tiang layar kapal. tiang ini menandakan kejayaan Keraton Sambas dari bidang Maritim pada masa Panglima Anom. Dibawahnya terdapat tiga meriam yang berasal dari belanda dan Inggris. Oleh karena itu, Keraton Sambas dulunya menjadi pusat pemerintahan dari Tujuh keraton di Kalimantan Barat.

Dibagian belakang keraton terdapat tempat pemandian Puteri dan Permaisuri keraton. disamping bangunan keraton ada bak penampungan air, dimana air yang diambil itu dipercayai memiliki khasiat positif buat orang yang meminumnya. Disekitar keraton juga terdapat Kampung Dalam Kaum yang artinya kampung keluarga keraton. tak jauh dari keraton terdapat pemakaman raja raja dan keluarga keraton, diantaranya makam Sultan Syafi’uddin II (yang menulis Buku “SILSILAH SAMBAS”), Makam Permaisuri Ratu Anom Kesuma Ningrat, beserta keluarga dan keturunanya. dalam kawasan ini terdapat tiga puluh enam pemakaman keluarga keraton..

Sumber
-Buku “Kabupaten Sambas Sejarah Kesultanan Dan Pemerintahan Daerah”,Dari Pemda Sambas,Dinas Pariwisata Kabupaten Sambas Th 2001.
-Harian “Tribun Pontianak”,edisi 246 Th 1,hal 09.
-Situs Situs Internet Yang Tak Dapat Saya Sebutkan Satu Persatu.


Related Posts

Comments
8 Comments

8 comments:

Bank Ifoel said...

Terima kasih postingan ini telah mengingatkan saya tentang mimpi saya dikala remaja dulu yang pernah saya alami yaitu pada saat tidur sering bermimpin ditemui oleh seoarang yang mengaku bernama datuk segentar alam, ybs mengaku sebagai panglima kerajaan sambas dan saya telah dibawa ybs ke kerajaan dibawah sungai sambas. tetapi saya hanya diperbolehkan duduk dipelataran masjidnya saja.

Untuk mencapai kerajaan sambas bawa air saya harus melawati tangga menurun ke bawah air. dan apabila datuk terkena air maka wujudnya berubah menjadi buaya besar. ybs juga membawa saya ke kerajaan brunai melalui jalan sungai.

Unknown said...

Assalamualaikum w.b.T,walaupun kmk bukan dari suku sakat sambas,mudah2an satu masa kelak kmk akan ke keraton istana sambas....hati sgt kuat utk melawat ke keraton....

Unknown said...

Assalamualaikum w.b.T,walaupun kmk bukan dari suku sakat sambas,mudah2an satu masa kelak kmk akan ke keraton istana sambas....hati sgt kuat utk melawat ke keraton....

Unknown said...

Trimaksih untuk nyai kanjen dewi sinta purbasari karna berkat nyai sy bisa menbayar utang sy yang bgitu bnyak dengan bantuan lewat pesugihanyaa oleh karna it bagi saudara saudaraku dijawa maupun di luar jawa yg ingin mendapatkn kemudahan jalan dngn mencari modal usaha mnbayar utang yg menunpuk silahkn anda meminta bantuan lansung dri nyai dewi sinta purbasari silahkan hub lansun no nyai dewi sinta purbasari tampa perantara silahkan hub lansung di no nyikanjen no tlvng 082247121116. Dengan segenap keluaraga besar muhammad yasin - bandung jawa barat mengucapkan banyak trimaksih kepada nyikanjen purbasari wassalama .

Unknown said...

Alhamdullillah,akhirnya saya bisa ke sambas

Unknown said...

Alhamdullillah,akhirnya saya bisa ke sambas

Unknown said...
This comment has been removed by the author.
Unknown said...

Tgl 24 agustus 2019 nnt izinkan sy untuk mengangkat legenda meriam beranal ini di lomba karnaval kain tenun sambas dg tema. "Pusake tuah meriam beranak"

Passan Pala' Kesah

Awalnya blog ini dibuat hanya iseng untuk mendokumentasikan dan mengumpulkkan khazanah tanah kelahiran yang hampir terlupakan generasi muda. Berawal dari postingan permainan rakyat dan kamus mini bahasa Melayu Sambas, admin terus memperbaiki SEO dan postingan dan berupaya memenuhi apa yang diinginkan pembaca blog ini. Setelah di analisa, ternyata kebanyakan pengunjung blog ini mencari tentang sejarah kelam Sambas 1999.

Inginya blog ini difokuskan untuk sejarah, budaya dan segala sesuatu yang terkait dengan tanah kelahiran, namun pada perjalanannya admin banyak menemukan artikel menarik dan sengaja direpost disini untuk arsip pribadi. Sungguh sangat tidak disangka ternyata banyak juga pembaca punya ketertarikan yang sama dengan fenomena akhir zaman yang semakin nyata. Untuk saat ini admin akan fokus pada artikel tentang Dajjal dan Imam Mahdi yang dipastikan sebentar lagi akan tiba. Apabila pembaca menemukan artikel yang menarik haraplah berikan hujatan, celaan atau komentarnya...^_^

Jika ada yang tertarik untuk menjadi penulis di blog ini, atau tukar link sesama blogger, jangan sungkan-sungkan untuk menghubungi admin

Hariyono Al Kifri